Selamat Datang

Sirah Nabawiyah

Wednesday 10 April 2013

Nasab Dan Keturunan Terbaik



Allamah Sayyid Murtadha, penulis kitab “Fadhail al-Khamsah min As-Shihhah As-Sittah”, mengatakan: Hadis tentang bahawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dilahirkan dari perkahwinan bukan dari perzinaan banyak sekali.
1.  Dalam Thabaqat Al-Kubra Ibnu Saad, jilid 1, bahagian 1: 31, dzikr ummahat Rasulillah Shallallahu ‘alaihi wasallam, disebutkan: Imam Ali bin Husein (sa) berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku dilahirkan dari perkahwinan, aku tidak pernah dilahirkan dari perzinaan sejak dari Adam. Aku belum pernah sedikit pun tersentuh oleh perzinaan kaum jahiliyah, aku belum pernah dilahirkan kecuali dari kesucian perkahwinan.”
2.  Dalam Shahih At-Tirmidzi 2: 269, kitab manaqib, bab keutamaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, hadis ke 3608 disebutkan: Abu Wida’ah berkata: pada suatu hari Ibnu Abbas datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, seakan-akan Baginda mendengar sesuatu, kemudian Baginda naik ke mimbarnya dan bersabda: “Siapakah aku?” Sahabat menjawab: “Engkau Rasul Allah, salam atasmu.” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Mutalib. Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, maka menjadikan aku yang terbaik dari mereka dalam golongan, kemudian menjadikan mereka dua golongan, dan menjadikan aku yang terbaik dari mereka dalam golongan. Kemudian menjadikan mereka bersuku-suku, dan menjadikan aku yang terbaik dalam suku. Kemudian menjadikan mereka dalam keluarga-keluarga, dan Allah menjadikan keluargaku yang terbaik di dalam semua keluarga mereka, dan yang terbaik dalam nasab (garis keturunan).”
3.  Dalam Mustadrak Al-Hakim 4: 73, kitab ma’rifah As-shahabah, fadhail Quraisy, disebutkan: Abdullah bin Umar berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di halaman rumah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ada seseorang perempuan lalu berhampiran kami, kemudian salah seorang lelaki dari suatu kaum berkata: “Ini puteri Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.” Kemudian Abu Sufian berkata: “Muhammad di Bani Hasyim seperti tanaman di tengah-tengah jerami.” Kemudian perempuan itu pergi dan menceritakan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dan nampak marah di wajahnya lalu bersabda: “Alangkah menyakitkan kata-kata yang sampai padaku tentang suatu kaum? Sesungguhnya Allah SWT menciptakan tujuh langit dan memilih yang tertinggi, kemudian menempatkan padanya makhluk yang dikehendaki-Nya. Kemudian Dia menciptakan makhluk lalu memilih keturunan Adam dari makhluk-Nya, memilih arab dari keturunan Adam, memilih keturunan Mudhar dari kalangan arab, memilih suku Quraisy dari keturunan Mudhar, memilih Bani Hasyim dari suku quraisy, dan memilih aku daripada Bani Hasyim. Aku adalah dari Bani Hasyim dari orang-orang pilihan. Sesiapa yang mencintai orang arab kerana mencintaiku maka aku mencintai mereka; Sesiapa yang membenci orang arab kerana membenciku maka aku membenci mereka.”
4.  Dalam Dzakhair Al-’Uqba: 10, bab keutamaan quraisy, Muhibuddin At-Thabari menyebut: Watsilah bin Asqa berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah memilih Ibrahim dari keturunan Adam dan menjadikan ia kekasih-Nya. Dia memilih Ismail dari keturunan Nabi Ibrahim, kemudian memilih Nizar dari keturunan Ismail, kemudian memilih Mudhar dari keturunan Nizar, kemudian memilih Kinanah dari Mudhar, kemudian memilih Quraisy dari Kinanah, kemudian memilih Bani Hasyim dari Quraisy, kemudian Bani Abdul Mutalib dari Bani Hasyim, kemudian memilihku dari Bani Abdul Mutalib.” Muhibuddin At-Thabari berkata: Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Qasim bin Yusuf As-Sahmi, diriwayatkan juga secara ringkas oleh Muslim, At-Tirmidzi dan Abu Hatim.
5.  Dalam Kanzul Ummal 6: 108, kitab Fadhail, hadis ke 32044 disebutkan: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku adalah manusia yang paling mulia dalam garis keturunan, tapi aku tidak membanggakan. Aku adalah manusia yang paling mulia dalam kadarnya, tapi aku tidak membanggakan. Wahai manusia, sesiapa yang datang kepada kami maka kami akan datang kepadanya. Sesiapa yang memuliakan kami, maka kami akan memuliakannya. Sesiapa yang mencatat kami, maka kami akan mencatatnya. Sesiapa yang membawa mayat kami, maka kami akan membawa mayatnya. Sesiapa yang melaksanakan hak kami, maka kami akan melaksanakan haknya. Wahai manusia, hitunglah manusia sesuai dengan kadar perhitungan mereka, bergaullah dengan manusia sesuai dengan kadar agama mereka, datangilah manusia sesuai dengan kadar pemikiran mereka, dan ajaklah manusia berfikir dengan akal kamu.” Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ad-Daylami dari Jabir dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
6.  Dalam tafsir Ad-Durrul Mantsur, surah Al-Ahzab: 33, Jalaluddin As-Suyuthi menyebutkan: Ibnu Abbas berkata bahawa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah membahagikan makhluk kepada dua golongan, kemudian menjadikan aku yang terbaik dari dua golongan itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah: “Golongan kanan .. dan golongan kiri.” (Al-Waqi’ah: 27, 41). Aku adalah dari golongan kanan, dan golongan kanan yang terbaik. Kemudian membahagi dua golongan itu menjadi tiga golongan, dan menjadikan aku yang terbaik daripada tiga golongan itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: “Iaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk syurga).” Aku adalah dari golongan orang-orang yang dahulu beriman, dan aku yang terbaik dari golongan orang-orang yang paling dahulu beriman. Kemudian Allah menjadikan tiga golongan itu menjadi suku-suku, dan menjadikan aku yang terbaik dari suku-suku itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah SWT: “Dan Aku jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia dari kalian adalah kamu yang paling bertaqwa.” (Al-Hujurat: 13). Aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling mulia dari keturunan Adam, tetapi aku tidak membanggakannya. Kemudian Allah menjadikan suku-suku itu menjadi keluarga-keluarga, lalu Dia menjadikan aku dan keluargaku yang terbaik dari keluarga-keluaga itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah SWT: “Sesungguhnya Allah berkehendak menjaga kamu dari dosa-dosa hai ahlul bait, dan mensucikan kamu dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab: 33). Dengan demikian, maka aku dan ahlul baitku adalah orang-orang yang disucikan dari dosa-dosa.” Jalaluddin As-Suyuthi berkata: Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Hakim, At-Tirmidzi, At-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Abu Na’im dan al-Baihaqi dari Ibnu Abbas.


عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
لاَ تَذْ هَبُ الدُّنْيَا حَتىَّ يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي
Dari Abdullah berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak akan sirna dunia ini sampai ada seorang laki–laki dari keluargaku yg akan memimpin bangsa Arab nama sesuai dgn namaku.”
Hadits di atas diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud rahimahullahu no. 4282 lihat Sunan Abu Dawud ta’liq Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dan Al-Imam At–Tirmidzi rahimahullahu no. 2156 lihat Mausu’atul Haditsisy Syarif Al-Kutubut Tis’ah .
Hadits ini merupakan potongan dari sebuah hadits yg selengkap adl sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ لَمْ يَبْقَ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ يَوْمٌ - قَالَ زَائِدَةُ فِى حَدِيْثِهِ - لَطَوَّلَ اللهُ ذَلِكَ اليَوْمَ ثُمَّ اتَّفَقُوا حَتىَّ يَبْعَثَ فِيْهِ رَجُلاً مِنِّي - أَوْ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي- يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي وَاسْمُ أَبِيْهِ اسْمَ أَبِى. زَادَ فِي حَدِيْثِ فِطْرٍ: يَمْلأُ اْلأَرْضَ قِسْطًا وَعَدْلاً كَمَا مُلِئَتْ ظُلْمًا وَجَوْرًا. وَقَالَ فِى حَدِيْثِ سُفْيَانَ: لاَ تَذْهَبُ أَوْ لاَ تَنْقَضِى الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِي يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي. قاَلَ أَبُوْ دَاوُدَ: لَفْظُ عُمَرَ وَأَبِى بَكْرٍ بِمَعْنىَ سُفْيَانَ وَلَمْ يَقُلْ أَبُوْ بَكْرٍ: الْعَرَبَ

Dari Abdullah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kalau saja tidak tersisa dari dunia ini kecuali sehari saja sungguh Allah akan memanjangkan hari tersebut sampai Allah mengutus kepada seorang lelaki dari keturunanku atau dari keluargaku. Nama sesuai dengan namaku dan nama ayah sama dengan nama ayahku.”
Terdapat tambahan pada hadits Fithr: “Yang akan memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana dunia telah dipenuhi dengan kezaliman dan kealiman.”
Dan berkata pada hadits Sufyan: “Tidak akan berakhir dunia ini sampai ada seorang dari keluargaku yg akan memimpin bangsa Arab nama sesuai dgn namaku.”



Dia adl Al-Mahdi keturunan dari Fathimah radhiyallahu ‘anha seperti yg tersebut dlm hadits Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku keturunan dari Fathimah.”
Muncul perselisihan apakah Al-Mahdi itu anak keturunan dari Al-Hasan ataukah anak keturunan dari Al-Husain.
Al-Qari` dlm buku Al-Mirqah berkata: “Yang mungkin dalam hal ini adalah menggabungkan antara dua nisbah Hasan dan Husain. Yaitu dari sisi ayah ia anak keturunan Hasan dari sisi ibu ia anak keturunan Husain. Hal ini sebagai bentuk pengkiasan terhadap perkara yang terjadi pada kedua anak Ibrahim ‘alaihissalam yaitu Isma’il ‘alaihissalam dan Ishaq ‘alaihissalam di mana para nabi dari Bani Israil semua dari anak keturunan Ishaq ‘alaihissalam. Adapun Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari anak keturunan Isma’il ‘alaihissalam. Kemudian beliau menduduki suatu tempat yg mewakili segenap para nabi yg berasal dari keturunan Ishaq. Dan inilah sebaik-baik sebagai pengganti. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjadi penutup para nabi.
Demikian pula tatkala nampak atau muncul banyak para pemimpin dan para pembesar umat dari anak-anak keturunan Husain maka Allah Subhanahu wa Ta’ala gantikan kepada Hasan dengan dianugerahkan bagi seorang anak yang menjadi penutup para wali dan menduduki tempat yang mewakili segenap orang-orang pilihan yang berasal dari keturunan Husain. Pendapat lain mengatakan tatkala beliau mengundurkan diri dari kekhalifahan Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam anugerahkan kepada beliau tanda kekuasaan yang menyeluruh. Maka sisi keserasian secara menyeluruh adalah nisbah ke-Imam Mahdi-an disetarakan dengan kenabian. Dan kedua sepakat untuk menjunjung tinggi kalimat millah nabawiyyah .
Dan yang lebih memperjelas dari perkara ini adalah hadits ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu dari jalan Abu Ishaq ia berkata: ‘Ali bin Abi Thalib berkata –sambil melihat kepada putra Al-Hasan–: “Sesungguh anakku ini sayyid sebagaimana yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menamainya. Dan akan lahir dari keturunan seorang lelaki yang akan dinamai seperti nama nabi kalian. Ia menyerupai nabi kalian dalam hal fisik namun berbeda dalam hal sifat.’ Kemudian beliau mengisahkan bahwa ia akan memenuhi dunia dengan keadilan.
Walaupun hadits ini lemah namun terdapat hadits-hadits shahih yang menunjukkan keutamaan Al-Hasan di atas keutamaan Al-Husain.
Di antaranya ialah :

ابْنِي هَذَا سَيِّدٌ وَلَعَلَّ اللهَ أَنْ يُصْلِحَ بِهِ بَيْنَ فِئَتَيْنِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

“Anakku ini adalah sayyid dan semoga Allah akan mendamaikan dengan dua kelompok dari kalangan muslimin.”
Makna ucapan Nabi: يُوَاطِئُ اسْمُهُ اسْمِي yakni يُوَافِقُ وَيُطَابِقُ اسْمُهُ اسْمِي.
Erti nama sesuai dengan namaku yaitu Muhammad bin Abdillah. Pada kalimat ini terdapat bantahan yang jelas terhadap kaum Syi’ah Rafidhah dari sekutu Al-Imamiyyah atau Itsna Atsariyyah yang berpendapat bahwa orang yang ditunggu ialah Muhammad bin Al-Hasan Al-‘Askari. Makna ucapan Nabi: لاَ تَذْهَبُ adalah
 لاَ تَفْنَى erti tidak akan musnah atau binasa .
Adapun makna ucapan :  حَتَّى يَمْلِكَ العَرَب
Erti akan memimpin bangsa Arab. Dikhususkan penyebutan bangsa Arab kerana mereka yang menjadi asal mula keturunan manusia dan yang paling mulia.
Hadits di atas menyebutkan bahwa muncul Al-Imam Al-Mahdi sebagai salah satu tanda hari kiamat seperti yang disebutkan oleh Al-Khathib At-Tibrizi Muhammad bin Abdillah dlm kitab Misykatul Mashabih bab Asyrathus Sa’ah Al-Fashlu Ats-Tsani no. hadits 5452. Hadits di atas juga menerangkan dengan jelas bahwa Al-Imam Al-Mahdi yang akan muncul ialah seorang lelaki keturunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam atau dari keluarga beliau yaitu dari keturunan Fathimah dari keturunan Hasan. Nama dan nama ayah sama dengan nama dan nama ayah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menyerupai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sisi fisik namun tidak sama dalam sifat.  

No comments:

Post a Comment